Baitiy Jannatiy

Titi Gemi.. Nek kowe durung nduwe omah, ojo pengen sing neko-neko..

Sebagai pengantin baru 1 tahun, saat ini saya dan anak+istri masih mengontrak di rumah yang menurut saya lumayan besar dengan biaya sewa per tahun yang terbilang cukup murah di bilangan Matraman Jakarta Timur. Kalau melihat kondisi beberapa teman satu angkatan saya, ada yang sudah menyicil rumah mewah di kawasan elit, tentunya dengan harga yang mewah pula untuk ukuran PNS seperti saya (padahal mereka juga PNS). Kemudian yang sedang saya lakukan saat ini adalah berinvestasi dalam bentuk dinar, yang kemudian suatu saat nanti jika sudah waktunya, akan saya tukarkan dengan sejumlah uang untuk membangun/membeli/menyicil rumah impian kami.

Terkadang pikiran sebagai seorang PNS yang sangat rawan untuk dipindah-pindah ke berbagai penjuru nusantara dalam kurun 4 tahunan, menyebabkan saya berpikir ulang untuk menyicil rumah dalam waktu dekat ini. Selain belum adanya kepastian untuk tetap tinggal di kota tersebut, juga belum ada uang cukup untuk bayar DP.

Terinspirasi dari rumah yang saya tempati kurang lebih satu bulan di Australia, secara fisik saya berkeinginan memiliki rumah mungil berbahan kayu yang minimal, bertingkat dua dengan nuansa pedesaan, rumah yang sejuk, asri, tidak panas, tidak pula dingin. Ada semacam balkon di lantai dua yang dapat digunakan untuk memandang indahnya langit malam bersama istri, atau mungkin atap yang dapat dibuka tutup. Kemudian, ada tamannya yang bisa digunakan untuk kemah kecil-kecilan dengan keluarga. Ada tiga kamar, dengan ruang keluarga, ruang tamu, ruang makan, ruang bermain anak, kamar mandi kering, dapur kering, serta peralatan rumah tangga yang modern dan canggih. Juga yang tak boleh terlupa, garasi mobil yang cukup untuk satu mobil saja.

Dengan tidak melupakan fasilitas penunjang yang tentunya sangat diperlukan dalam keseharian, maka sarana menuju ke pusat kota menjadi hal yang penting. Begitu pula dengan sarana pendidikan dan kesehatan. Saya sangat berkeinginan memiliki rumah yang dekat dengan sekolah Islam Terpadu (TKIT/SDIT/SMPIT), agar anak-anak kami kelak dapat mengenyam pendidikan yang berkualitas dan islami. Kalau bisa, dekat pula dengan kantor saya dan juga kantor istri.

Secara spiritual, saya sangat mengharapkan rumah yang dekat dengan masjid, pusat studi Islam, banyak tetangga yang ramah dan baik serta shaalih.  Tentunya adab-adab bertetangga ala Rasulullah saw bisa diterapkan di sini. Yah, itu harus donk, harus seimbang antara fisiknya dan spiritualnya. Karena saya ingin menjadikan Baity Jannatiy, Rumahku Surgaku.

Tulisan ini dibuat dengan ide dari propertykita.com, dalam blogging competition ’09 nya, bertajuk, “Rumahku Impianku“. Propertykita.com adalah sebuah situs properti online yang menyediakan informasi mengenai daftar rumah dijual dari berbagai wilayah di Indonesia. Propertykita.com juga menyediakan artikel-artikel bermutu seputar membeli rumah, perencanaan keuangan (oleh Safir Senduk lho), aspek hukum dalam transaksi properti, memilih agen properti, tips dan trik renovasi rumah dan lain-lain.

Gambar dari: google: Makedreamhome.com, http://blogs.phillyburbs.com/, http://img.hgtv.com/,http://www.zorzibuilders.com.au/